0



Inilah Cara Orang Kaya Mengelola Harta, Meningkatkan bahkan Melipatgandakannya. Bukan teori yang membingungkan. Lebih praktis. Lebih sederhana namun tidak banyak diketahui oleh kebanyakan orang.




Kaya dan Terlihat Kaya



Dalam pikiran kita atau kebanyakan orang beranggapan bahwa orang kaya adalah orang yang rumahnya paling besar, mewah, istrinya banyak, mobilnya banyak, glamour, dan sebagainya. Namun itu bukanlah orang kaya sebenarnya. Orang kaya yang sebenarnya adalah orang yang mempunyai harta berupa asset. Asset yang bisa mendatangkan uang bukan menghabiskan uang. Asset produktif biasanya tidak terlihat alias tidak bisa dijadikan buat nampang. Kaya dan terlihat kaya jelas berbeda sekali.




Penghasilan dan Asset



Yang membuat sesorang menjadi kaya bukan penghasilan atau gaji yang besar. Karena penghasilan bahkan gaji mempunyai batasan tertentu. Seorang pengusaha bisa mempunyai penghasilan yang besar tapi pada saat-saat tertentu usahanya ada kemungkinan mengalami penurunan, sepi pengunjung/pelanggan, dagangan gak laku-laku, bahkan ada kemungkinan bangkrut, atau pengusahanya mendekati usia tua. Apalagi seorang karyawan yang gajinya dibatas sesuai standar tertentu. Sebesar-besarnya gaji karyawan, ia akan memasuki masa pensiun. Yang membuat seseorang menjadi kaya adalah asset yang besar bukan penghasilan yang besar.




Mengelola Harta atau Asset



Bagaimana orang kaya mengelola harta bahkan melipatgandakannya? Caranya sederhana, lebih fokus pada asset produktif bukan asset konsumtif. Lebih fokus pada asset yang bisa menghasilkan dan mendatangkan uang terus menerus. Bukan fokus pada asset yang justru malah menghabiskan uang. Tidak peduli dengan anggapan orang agar terlihat kaya, lebih gaya, lebih keren. Kaya itu penting, terlihat kaya itu tidak penting. 




Harta Berupa Asset Produktif



Untuk mempunyai asset produktif, tidak terlalu berpikir yang terlalu jauh seperti mempunyai kontrakan 50 pintu, mempunyai bisnis besar, mempunyai restoran, rental mobil, toko besar, kios besar. Mulailah dari hal yang sederhana. Mulailah dari yang kecil. Contoh kecil asset produktif adalah usaha sewa piring dan gelas, atau sewa kursi. Itu sudah termasuk asset produktif. Jika sudah membesar/menambah jumlah piringnya, keuntungannya bisa diinvestasikan ke yang lain. Contoh properti dan lahan, kebun dan sawah. Lahan atau tanah harganya akan naik terus dan tidak pernah turun. Beli 10 juta, 5 tahun kemudian bisa dijual 100 juta. Sangat mungkin. Sawah atau kebun, kalau sudah panen bisa menghasilkan uang berlipat ganda. 




Asset produktif bisa dibeli dari tabungan (saving) dari penghasilan bulanan. Setiap kita mempunyai tabungan (saving) yang cukup, belilah asset produktif. Setiap asset produktif mendatangkan penghasilan, belilah asset produktif lebih banyak lagi dan seterusnya. Bangunlah terus asset produktif.



Yang termasuk harta yang produktif adalah:



  • Bisnis sendiri

  • Kebun/Sawah produktif

  • Rumah (bukan untuk tempat tinggal pribadi)

  • Kontrakan/Kost

  • Emas/Logam Mulia

  • Reksadana

  • Deposito

  • Saham




Harta Berupa Asset Konsumtif



Orang yang ingin TERLIHAT KAYA akan lebih memperbesar asset konsumtif daripada asset produktif. Ia akan lebih gaya, lebih mewah, lebih royal, lebih nampang.




Untuk terlihat kaya, ia akan membeli rumah besar untuk tempat tinggal. Jangan salah, rumah besar butuh biaya besar. Harus ada pembantu, satpam, listrik yang besar, perawatan yang besar. Belum lagi pajak yang dibayarkan pun besar. Itulah asset konsumtif, yang butuh biaya uang banyak untuk menjaga dan merawatnya. Selain rumah besar, mobil mewah pun termasuk asset yang butuh biaya besar. Perawatan. Bensin. Pajaknya pun besar.




Tidak perlu banyak penjelasan mengenai asset konsumtif. Yang jelas, jika harta yang dimiliki malah membutuhkan biaya dan menghabiskan uang, itulah asset konsumtif.




Standar Kekayaan



Sebagai kesimpulan, fokuslah pada harta yang bisa mendatangkan uang bukan harta yang menghabiskan uang. Fokus pada asset produktif, bukan asset konsumtif. Sekali lagi, Kaya itu penting, terlihat kaya itu tidak penting.




Tidak ada standar yang bisa mengukur kekayaan seseorang. Jika kita membandingkan kekayaan kita dengan dengan kekayaan orang lain, Itu salah. Akan lelah. Capek. Standar kekayaan sebenarnya adalah membandingkan kehidupan kita sekarang dengan kehidupan masa lalu. Mungkin dulu untuk bayar cicilan motor saja susahnya minta ampun. Tapi, lihat sekarang. Anda sudah punya mobil, punya rumah sendiri, bisa membahagiakan orang tua, bisa menghajikan orang tua. Itulah standar kekayaan sebenarnya.


Posting Komentar

 
Top